Kedisiplinan yang Hilang dari Ojeg Online

Ilustrasi ojeg online
brodkes.com - "Jegeeeeer...," seketika semua mata tertuju pada sumber suara tubrukan dua pengendara motor, di Prapatan lampu merah Matraman - Pramuka, (27/3/2016) malam. Ternyata satu diantara pengendara itu  adalah seorang tukang ojeg berbasis aplikasi, yang sesaat sebelumnya penulis lihat sedang melanggar lampu lalin yang masih berwarna merah, dan berusaha menerobos.

Pengendara ojeg online itu melaju dengan sangat percaya diri dari arah Kampung Melayu menuju arah Pasar Senen. Alhasil, si abang tukang ojeg yang memiliki perawakan sedang itu pun hampir jadi sasaran amarah pengendara sepeda motor yang ditabraknya. Beruntunglah si abang tukang ojeg, dia ditolong oleh sesama tukang ojeg online lainnya yang sedang mengantre lampu lalin di arah yang berbeda.

Ini bukan sekali penulis melihat gaya ugal-ugalan pengendara ojeg yang belum lama didemo para sopir taksi itu. Baru-baru ini pun ada pengendara ojeg online dari perusahaan yang berbeda, dan memiliki tipe mengendara yang sama. Ugal-ugalan, dan akhirnya tubrukan dengan pengendara lain yang sedang melaju. Ini terjadi di Penas, lampu merah Cawang - Kalimalang.

Selain itu, yang lebih sering lagi, penulis melihat pengendara ojeg online kurang memperhatikan jalan di depannya, dan asyik dengan aplikasi di smartphone miliknya. Mungkin dia ingin segera menerima orderan jika ada calon penumpang yang ingin memakai jasa ojeg online.

Kedisiplinan adalah kewajiban seluruh pemakai jalan termasuk angkot dan pejalan kaki, terlebih lagi bagi pengendara ojeg. Namun yang sangat disayangkan adalah pengendara ojeg online yang belakangan ini sedang menjadi buah bibir banyak orang, dan mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk bapak Presiden Jokowi dan anggota dewan, justru yang akhir-akhir ini serinng melanggar. Ternyata ojeg online juga masih perlu banyak pembenahan, khususnya dalam hal kedisplinan pengendara

Penulis masih teringat pujian untuk salah satu perusahaan ojeg online yang menerapkan kedisplinan dengan baik. Saat itu, mereka dipuji karena mementingkan kedisiplinan, tidak boleh pakai sandal, harus pakai sepatu, dan sangat ramah terhadap konsumen. Tapi belakangan penulis melihat sebaliknya.

Meski begitu, tulisan ini bukan bermaksud untuk menyamakan semua pengendara ojeg online. Tetapi, alangkah baiknya pemilik kedua perusahaan ojeg online yang sedang naik daun itu, lebih meningkatkan pengawasan dalam penerapan kedisplinan pasukan ojeg miliknya, dan memberi sanksi bagi pengendara yang tidak displin. Hal ini perlu ditegaskan masing-masing pemilik perusahaan ojeg online jika ingin mendapatkan legalitas.

Semoga saja, tulisan ini sedikit menyadarkan kita semua akan arti sebuah kedisplinan terutama saat mengendarai kendaraan. Karena kita semua yang bergelut dengan ganasnya jalanan, sama-sama sedang dinanti keluarga tercinta di rumah.

Ditulis oleh: Abdul Rohim

Ayo Sebarkan! Agar Lebih Banyak yang Tahu Informasi Ini

Related Posts

Previous
Next Post »