Allah telah mengaruniakan berbagai kenikmatan dan karunia, tapi manusia selalu saja berkeluh kesah. Penyakit "mengeluh" memang tak mudah disembuhkan. Bahkan, berbagai cara mungkin saja telah dilakukan tapi tetap saja penyakit "mengeluh" tetap saja datang. Lalu mengapa penyakit ini sering muncul?
1. Karena Kita Gagal Mengenali Karunia Allah yang Melimpah
Sahabat, apakah dengan makanan yang hanya sedikit kita punya lalu kita pantas berkeluh kesah? Atau setiap masalah yang menimpa kita lalu sudah tidak ada lagi optimisme dalam diri kita? Rasanya kita punya lebih dari itu. Kita punya Allah yang Maha Besar, yang Maha Kuasa, lalu untuk apa kita berkeluh kesah?
Rasulullah saw bersabda, "Demi Dzat yang diriku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya seseorang telah datang pada hari kiamat dengan amal-amal sholih yang bila diletakkan di atas gunung maka ia lebih berat darinya. Lalu bangkitlah salah satu nikmat dari nikmat-nikmat Allah, maka nikmat-nikmat tersebut hampir saja menghabiskan semua amal sholih tadi kalau Allah tidak mengaruniakan nikmat-Nya kepada kita." (HR. Al Mundziri)
2. Karena Kita Selalu Merasa Kalah
Sahabat, berapapun banyak karunia Allah dalam diri kita, jika perasaan kalah, atau inferior itu tidak berusaha kita lawan, maka "mengeluh" itu akan selalu hadir. Betapapun sempurna fisik kita, keluh kesah selalu akan ada. Sebab mengeluh akan melahirkan ketidakpercayaan pada diri sendiri dan kebergantungan pada orang lain.
3. Karena Mengeluh telah Menjadi Watak Bawaan Kita
Sahabat, ini bukan bermaksud mencari pembenaran dan melegalkan sifat buruk kita. Tapi agar kita tahu diri, bahwa inilah watak asli kita sebagai manusia, yang lebih banyak mengeluh dari bersyukur. Lebih banyak menuntut dari berterimakasih, dan dari sinilah bermula lahirnya keluh kesah.
Kita tidak boleh melakukan pembiaran terhadap permasalahan penyakit "mengeluh" ini, sebab Allah sudah menegaskan bahwa manusia yang beruntung adalah yang mampu menyucikan diri dari virus-virus, termasuk diantaranya keluh kesah.
4. Karena Kita Sering Kehilangan Kesabaran
Sahabat, seringkali kesabaran hilang dan tidak ada penggantinya yang muncul dalam diri. Tidak ada penerimaan yang untuk karunia yang tersisa kecuali penyesalan. Seperti ini telah disabdakan oleh Rasulullah saw, "Tiga macam dari tanda kekufuran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina basab orang."
Beliau juga bersabda, "Mengeluh itu termasuk kehinaan jahiliyah, dan orang yang mengeluh, jika mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya dengan pakaian dari uap api neraka." (HR Ibnu Majah)
5. Kadang Karena Kita Tidak Menyadari Akibat Buruknya
Sahabat, seringkali kita mengeluh karena hanya persoalan yang kecil. Merisaukan sesuatu yang tidak perlu.
Sahabat, keluh kesah hanya akan memangkas usia kebahagiaan kita. Padahal semestinya kita telah banyak menikmati hal-hal indah yang menyenangkan. Akan tetapi hanya berlalu sebagai sebuah penderitaan, karena karunia Allah yang melimpah itu tak kunjung menyembuhkan kita dari berkeluh.
Wallahu'alam bishshowab.
Disarikan dari "Bila Karunia Allah tak Kunjung Sembuhkan Keluhan" Ustadz Sultan Hadi, Majalah Tarbawi edisi 229.
Foto: Ilustrasi (dakwatuna)
EmoticonEmoticon